Blog&fb: Hendra payobadar | Twitter : @payobadar

Besikap terlalu serius bisa mematikan mood orang disekitarmu

Hot in Week

Selasa, 26 Mei 2015

KAWASAN TEKNOLOGI PEMBELAJARAN



A. Definisi Kawasan Teknologi Pembelajaran
Definisi 1994 dibuat dengan memasukkan lima kawasan yang menjadi perhatian para ahli teknologi pembelajaran: Perancangan, Pengembangan, Penggunaan, Pengelilaan, Pengevaluasian.
B. Peranan Kawasan
1.    Fungsi Kawasan
Untuk menyempurnakantugas mendefinisikan bidang ini, harus dikembangkan alat untuk mengidentifikasi dan mengorganisasikan hubungan yang timbul dari teori dan praktik. Taksonomi, atau penggolongan, sering digunakan untuk menyederhanakan hubungan itu (Carrie & Sales, 1987; Knezek, Rachlin & Scannel, 1988; Kozma & Bangert- Downs, 1987). Taksonomi adalah penggolongan berdasarkan hubungan. Di dalam buku klasiknya Taksonomi of Educational Objectives: Cognitive Domain, Benjamin Bloom, taksonomi:
1)      Tidak boleh mempunyai unsur sembarangan.
2)      Harus ada kesamaannya dengan gejala nyata yang digambarkan oleh istilah itu.
3)      Harus disahihkan melalui kecocokannya dengan pandangan teori di bidang itu.
“Tujuan utama dalam pembuatan taksonomi adalah untuk memudahkan komunikasi, tugas utama dalam menyusun taksonomi apapun ialah memilih simbol yang cocok, memberinya definisi yang tepat dan berguna, dan mengadakan konsensus tentang kelompok yang harus menggunakannya (Bloom, h.10-11)”
Fleisman dan Quantance (1984) menyimpulkan beberapa keuntungan potensial dari pengembangan Taksonomi performa manusia:
·         Membantu dalam melakukan tinjauan kepustakaan
·         Menciptakan kemampuan menghasilkan tugas-tugas baru
·         Menampakkan kekosongan dalam ilmu pengetahuan dengan menjabarkan kategori dan subkategorinya, memperlihatkan kelemahan dalam penelitian, dan meningkatkan pembahasan dan mengevaluasian teori.
·         Membantu dalam pengembangan teori dengan mengevaluasi sejauh mana keberhasilan teori mengorganisasikan data pengamatan yang dihasilkan oleh penelitian di bidang teknologi.
Definis tahun 1977 untuk bidang pembelajaran (AECT, 1977) menunjukkan bahwa fungsi yang dilakukan pada komponen sistem pembelajaran ialah fungsi pengelolaan pembelajaran dan fungsi pengembangan pembelajaran. Ronald L.Jacobs (1988) juga mengemukakan kawasan teknologi performa manusia yang mencakup teori dan praktik dan mengenalkan fungsi yang harus dilakukan oleh praktisi.

C. Hubungan Antara Kawasan-Kawasan
Peneliti dapat berkonsentrasi pada satu kawasan, akan tetapi praktisi harus melakukan fungsi dalam beberapa kawasan atau semuanya. Walaupun peneliti dapat memusatkan perhatiannya pada satu kawasan atau pada satu bidang kajian dalam kawasan itu, mereka mengambil teori dan praktek dari kawasan – kawasan lain. Hubungan antar kawasan itu berifat saling menambah. Sebagai contoh, praktik yang bekerja pada pada kawasan pengembangan menggunakan teori dari kawasan perancangan, seperti teori perancangan sistem pembelajaran dan teori perancangan pesan. Praktisi yang bekerja pada kawasan perancangan menggunakan teori tentang karakteristik media dari kawasan pengembangan dan penggunaan dan teori tentang analisis masalah dan pengukuran dari kawansan pengevaluasian.

D. Deskripsi Kawasan
            1. Kawasan Perancangan
Pada kawasan ini ada beberapa katalisator yaitu:
1)      Tulisan B.F Skinner pada tahun 1954 yang berjudul “The Science of learning and the of learning and the Art of Teaching” dan teorinya tentang pembelajaran berprogram.
2)      Buku Herbert Simon pada tahun 1969 yang berjudul “The science of the Artificial” yang membahas ciri-ciri umum dari ilmu perancangan yang bersifat menentukan.
3)      Berdirinya pusat untuk perancangan bahan dan program pembelajaran pada tahun 1960an, seperti Pusat Sumber Belajar dan Pengembangan di Universitas Pittsburgh.
Pendekatan sistem menimbulkan gerakan desain sistem pembelajaran sebagaimana yang dicontohkan dengan proses pengembangan pembelajaran yang digunakan pada pendidikan tinggi di tahun 1970an (Gustafson & Bratton,1984). Minat dalam perancangan pesan juga berkembang pada akhir 1960an dan awal 1970an. Kerjasama Robert Gagne dan Leslie Briggs di American Institutes for Research pada tahun 1960an dan di Florida State University pada tahun 1970an membaurkan keahlian psikologis pembelajaran dengan bakat perancangan pembelajaran (Gagne.1965; Briggs, 1977; Briggs, Campeau, Gagne, & May, 1967; Gagne, 1989; Gagne & Briggs,1974 ) .
Kadang-kadang kawasan perancangan membingungkan dengan kawasan pengembangan, atau bahkan dengan pengertian pembelajaran sendiri yang lebih luas, akan tetapi definisi ini membatasi perancangan pada fungsi perencanaan, namun perancanaan pada tingkatan mikro dan makro.
Teori perencanaan lebih banyak dikembangkan dibandingkan dengan kawasan lain di bidang Teknologi Pembelajaran yang banyak mengandalkan tradisi praktek untuk membentuk dasar pengetahuannya. Perancangan merupakan proses penentuan kondisi untuk belajar.Tujuan perancangan ialah untuk menghasilkan strategi dan produk pada tingkatan makro, seperti program dan kurikulum dan pada tingkatan mikro, seperti pembelajaran dan modul. Definisi ini sesuai dengan definisi perancangan yang berlaku sekaraang yaitu mengacu pada pembuatan rincian (Ellington & Harris, 1986; Reigeluth, 1983; Richey, 1986). Perbedaanya dengan definisi terdahulu ialah penekanannya pada kondisi untuk belajar, bukan pada komponen sistem pembelajaran (Wallington, dkk,1970). Jadi ruang lingkup perancangan pembelajaran diperluas dari sumber belajar atau bagian sistem ke sistem dan lingkungan Tessmer (1990) menganalisis faktor, permasalahan, alat yang digunakan untuk merancang lingkungan.
Kawasan perancangan terbagi atas :
1)      Rancangan Sistem Pembelajaran
Rancangan Sistem Pembelajaran (RSP) ialah prosedur terorganisasi yang mencakup tahap menganalisisan, perancangan, pengembangan, pelaksanaan dan pengevaluasian pembelajaran.
2)      Rancangan Pesan
Rancangan pesan mencangkup “perencanaan untuk pengubah bentuk fisik pesan” (Grabowski, 1991, h. 206). Rancangan pesan melibatkan asas perhatian, persepsi, dan ingatan yang menentukan perincian bentuk fisik pesan yang akan dikomunikasikan antara penerima dan pengirim. Fleming dan Levie (1993) membatasi pesan pada pola tanda atau simbol yang dapat memodifikasi prilaku kognitif, efektif, psikomotor. Rancangan pesan berhubungan dengan rancangan tingkatan paling mikro melalui unit-unit kecil seperti pengamatan visual, urutan, halaman, dan layar. Ciri lain dari rancangan pesan ialah rancangan harus spesifik untuk media maupun untuk tugas.
3)      Strategi Pembelajaran
Strategi pembelajaran ialah spesifikasi untuk pemilihan dan pengurutan peristiwa dan kegiatan dalam pembelajaran. Model pembelajaran dan strategi pembelajaran yang seharusnya di pakai untuk melaksanakan model tersebut berbeda-beda tergantung pada situasi belajar, bentuk isi pembelajaran, dan tipe belajar  yang dikehendaki (Joyce & Weil, 1972; Merril, Tennyson & Posey, 1992; Reigeluth,1987a). Teori Strategi pembelajaran mencakup situasi belajar, seperti belajar secara induktif atau berdasarkan situasi, dan komponen proses belajar mengajar, seperti belajar secara induktif atau berdasarkan situasi, dan komponen proses belajar mengajar, seperti motivasi dan elaborasi (Reigeluth,1987b).
4)      Karakteristik Pebelajar
Karakteristik pebelajar ialah bagian latar belakang pengalaman mereka yang berdampak terhadap keberhasilan proses belajar. Penelitian tentang karakteristik pebelajar sering tumpang tindih dengan penelitian tentang strategi pembelajaran, namun dilakukan untuk tujuan berbeda yaitu untuk mendeskripsikan aspek pembelajaran yang perlu diperhitungkan dalam perancangan. Karakteristik pebelajar berinteraksi tidak hanya dengan strategi pembelajaran, melainkan juga dengan situasi dan isi pembelajaran (Bloom,1976; Richey, 1992).
5)      Kecendrungan dan Permasalahan
Kecendrungan dan permasalahan pada kawasan perancangan  menumpuk di sekitar penggunaan model rancangan sistem pembelajaran (RSP) tradisional, penerapan teori belajar pada rancangan, dan dampak teknologi baru terhadap proses perancangan. Dick (1993) menyokong penggunaan RSP yang telah diperbaharui dengan memasukkan unsur pendekatan teknologi performa, berusaha memperpendek wakru siklus RSP yang khas, dan memberikan lebih banyak penekanan pada sistem pendukung performa elektro.
        Ada yang mengehendaki pengujian yang lebih menyeluruh atas keterpakaian prosedur RSP yang baku digunakan di sekolah dalam merencanakan pembelajaran untuk pengembangan staf bagi guru dan staf administrasi (Gustafson, 1993; Martin & Clemente, 1990; Richey & Sikroski, 1993).

2.      Kawasan Pengembangan
Pengemabangan ialah proses penerjemahan rincian rancangan ke dalam bentuk fisik. Kawasan pengembangan mencangkup berbagai jenis teknologi yang digunakan dalam pembelajaran. Namun demikian, pengembangan tidak terlepas dari teori dan praktik yang berhubungan dengan belajar dan perancangan, dan fungsinya tidak terlepas dari pengevaluasian, pengelolaan, penggunaan.
Didalam kawasan pengembangan, terdapat saling ketrhubungan yang rumit antara teknologi dan teori yang mendukung rancangan pesan dan strategi pembelajaran, pada dasarnya kawasan pengembangan itu dapat dideskripsikan dengan:
·         Pesan yang didukung oleh isi.
·         Strategi Pembelajaran yang didukung oleh teori
·         Perwujudan fisik teknologi yaitu perangkat kersa, perangkat lunak, materi pembelajaran .
Kawasan pengembangan terdiri atas:
1)      Teknologi Cetak
Teknologi cetak ialah cara memproduksi atau menyajikan bahan, seperti buku dan bahan pandang diam lain, terutama melalui proses pencetakan dengan mesin atau foto. Subkategoriini meliputi penyajian dan memproduksian kembali foto, grafis, dan teks.
Secara rinci, ciri teknologi cetak dan teknologi visual adalah sebagai berikut:
·         Teks dibaca secara linear, sedangkan visual dibaca sekilas dan tidak linear.
·         Keduanya biasanya memberikan komunikasi satu arah, yaitu menerima saja.
·         Pengembangannya sangat tergantung pada asas linguistik dan dipersepsi melalui penglihatan.
·         Keduanya beriorentasi pada pebelajar.
·         Informasi dapat diatur dan diubah strukturnya oleh pemakai.
2)      Teknologi Audio Visual
Teknologi Audio visual ialah cara untuk memproduksi atau menyampaikan bahan dengan menggunakan mesin elektronik dan mekanik untuk menyajikan pesan audio dan visual.
Secara rinci, teknologi Audio-visual cenderung mempunyai ciri sebagai berikut:
·         Biasanya bersifat linear
·         Biasanya menampilkan bahan visual secara dinamis
·         Digunakan khusus seperti cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh perancang atau pengembang
·         Dikembangkan berdasarkan asas psikologi kognitif dan prilaku
·         Sering berpusat pada guru dan keterlibatan pebelajar dalam interaksi tidak banyak.


3)      Teknologi Berbasis Komputer
Teknologi Berbasis Komputer ialah cara memproduksi dan menyajikan bahan dengan menggunakan sumber daya berbasis mikroprosesor.
Penerapan teknologi komputer hampir semuanya dikembangkan langsung dari teori prilaku dan pembelajaran berprogram, akan tetapi sekarang lebih banyak berdasarkan teori kognitif (Jonnassen, 1988). Secara rinci keempat jenis penerapan teknologi komputer itu adalah :
1)         Tutorial, dilakukan setelah pembelajaran utama dilakukan.
2)        Drill dan latihan, yang membantu pebelajar untuk lebih  menguasai bahan yang dipelajari sebelumnya.
3)        Permainan dan simulasi, yang memberikan kesempatan untuk menggunakan pengetahuan baru.
4)        Database yang memungkinkan pebelajar menerima struktur data.
Teknologi berbasis komputer, perangkat keras dan perangkat lunak, pada umumnya mempunyai ciri sebagai berikut:
·         Dapat dipakai secara rambang atau  tidak berurutan dan dapat juga secara linear atau berurutan.
·         Dapat digunakan menurut keinginan pebelajar, dan juga menurut yang direncanakanperancang atau pengembang.
·         Gagasan biasanya disajikan secara abstrak dengan kata, simbol dan grafis.
·         Asas teori kognitif diterapkan dalam pengembangan
·         Belajar dapat berpusat pada pebelajar dan keterlibatan mereka dalam interaksi cukup tinggi.


4)  Teknologi Terpadu
Teknologi Terpadu ialah cara untuk memproduksi dan menyajikan gahan dengan menggunakan beberapa bentuk media yang dikendalikan dengan komputer. Ciri utama dari teknologi ini adalah kegiatan interaksi pebelajar cukup tinggi dengan berbagai sumber informasi. Ciri lainnya sebagai berikut:
·         Dapat digunakan secara rambang, tidak berurutan, ataupun tidak secara linear
·         Dapat diguanakan menurut keinginan pebelajar, tidak hanya menurut cara yang direncanakan pengembang.
·         Gagasan sering disajikan secara realistis dalam konteks pengalaman pebelajar, berdasarkan apa yang sesuai untuk mereka, dan dibawah kendali mereka.
·         Asas ilmu pengetahuan dari psikologi kognitif dan kondtruktif diterapkan dalam pengembangan dan penggunaan pelajaran.
·         Bahan memperagakan kemampuan interaksi dari pihak yang tinggi dari pihak pelajar.
·         Bahan menggabungkan kata dan gambar dari berbagai sumber media.

SBT (Sistem Belajar Terpadu) merupakan “sistem pengelolaan perangkat keras atau lunak yang rumit dan terpadu dengan menggunakan pembelajaran berbasis komputer” (Barley, 1992. H.5). Sistem ini dicirikan oleh pembelajaran yang:
1)      Berdasarkan pada sasaran
2)      Terpadu dalam kurikulum
3)      Disajikan melalui jaringan
4)      Memiliki komputer penjajak kinerja (Barley,1992)
        SBT (Sistem Belajar Terpadu) dan SPKE (Sistem Pendukung Kinerja Elektronik) adalah contoh kecendrungan ke arah penggabungan kawasan pengembangan dengan kawasan lain seperti kawasan perencanaan, pengelolaan, dan evaluasi.
3.      Kawasan Penggunaan
Pada kawasan ini, penggunaan bahan audio visual lebih dahulu ada dari perhatian yang berkembanguntuk perancangan bersistem dan pembuatan media pembelajaran. Kawasan penggunaan mulai dengan gerakan pendidikan dengan bahan visual yang berkembang pada dekade pertama abad ini sewaktu meseum sekolah didirikan. Di antara penelitian terdahulu tentang penggunaan media pada pendidikan adalah penelitian Lashley dan Watson tentang penggunaan film pelatihan militer pada perang dunia 1 untuk pemirsa sipil. Fokusnya tentang penelitian McCluskey dan Hoban pada tahun 1930-an juga terutama ditujukan pada pengaruh praktik penggunaan film yang berbeda di kelas.
Pertumbuhan teori tahun 1970-an dan 1980-an menghasilkan beberapa teks tentang pemilihan media. Proses pemilihan media disajikan melalui model rancangan pembelajaran karena proses tersebut bersistem (Reinold dan Aderson,1991). Pemilihan media merupakan suatu tahapan di dalam perancangan sistem belajar, dan ketika guru memilih media dalam penulisan SAP dia sedang melakukan fungsi perencanaan pembelajaran bukan fungsi penggunaan.
Definisi yang dikeluarkan AECT tahun 1977 mengaitkan penggunaan dan penyebaran ke dalam satu fungsi yaitu penggunaan- penyebaran. Tujuan dari fungsi tersebut adalah untuk untuk membuat pebelajaran dapat berhubungan dengan informasi tentang Teknologi Pendidikan (AECT,1977,Hal. 66). Definisi 1994, tugas-tugas penyebarannya yang berarti “dengan sengaja secara sistematis membuat orang lain sadar tentang perkembangan dengan cara informasi” (Ellington dan Harris, 1986, hal. 51), tergolong di dalam penyebaran inovasi subkategori kawasan penggunaan. Pengembangan organisasi (PO) mendefinisikan sebagai “ suatu reaksi terhadap perubahan, suatu strategi pendidikan yang rumit yang dimaksudkan untuk mengubah kepercayaan, sikap, nilai dan struktur organisasi sehingga organisasi tersebut dapat beradaptasi secara baik dengan teknologi sehingga organisasi tersebut dapat beradaptasi secara baik dengan teknologi baru, pasar,tantangan dari kecepatan perubahan itu sendiri yang memusingkan”(Bennis, 1969,hal. 2). Dengan demikian, pengembangan organisasi itu meningkatkan perubahan organisasi (Cuningham,1982).
Penggunaan merupakan perbuatan menggunakan proses dan sumber daya untuk belajar.
Kawasan Penggunanan terdiri atas:
1)      Penggunaan Media
Penggunaan media merupakan penggunaan sumber daya secara sistematis untuk belajar. Proses penggunaan media merupakan proses pembuatan keputusan yang didasarkan pada rincian rancangan pembelajaran. Sebagai contoh bagaimana sebuah film harus digunakan dan ditindak lanjuti harus disesuikan dengan jenis belajar yang dikehendaki.
2)      Difusi Inovasi
Difusi Inovasi merupakan proses pengkomunikasian melalui strategi terencana agar inovasi tersebut agar diterima. Tujuan akhirnya adalah untuk menimbulkan kesadaran melalui penyebaran informasi.
3)      Pelaksanaan dan Pelembagaan
Implementasi (pelaksanaan) adalah penggunaan materi atau strategi dalam lingkungan sesungguhnya. Pelembagaan merupakan penggunaan inovasi pembelajaran yang dilakukan secara rutin dan berkelanjutan dalam struktur dan kultur suatu organisasi.
4)      Kebijaksanaan dan Peraturan
Kebijakan dan peraturan adalah aturan-aturan dan tindakan masyarakat yang berpengaruh terhadap penyebaran dan penggunaan Teknologi Pembelajaran.
5)      Kecendrungan dan permasalahan
Kecendrungan dan permasalahan dalam kawasan penggunaan sering berpusat pada kebijakan dan peraturan yang mempengaruhi penggunaan, penyebaran, pelaksanaan dan pelembagaan.

4.      Kawasan Pengelolaan
Kawasan pengelolaan semula berasal dari pengelolaan pusat media, program media, dan layanan media. Penggabungan perpustakaan dan program  media menimbulkan pusat media dan perpustakaan sekolah dan spesialisnya. Program- program media sekolah itu menggabungkan bahan-bahan cetak dan non cetak dan mengakibatkan penggunaan sumber belajar yang menggunakan teknologi dalam kurikulum. Definisi yang dikeluarkan AECT tahun 1977 membagi fungsi pengelolaan atas pengelolaan organisasi dan pengelolaan personalia sebagaimana yang di praktekkan oleh pengelola program dan pusat media.
            Kawasan Pengelolaan terdiri atas:
1)      Pengelolaan Proyek
Pengelolaan proyek mencakup perencanaan, pemonitoran,pengontrolan proyek perancangan dan pengembangan pembelajaran.
2)      Pengelolaan Sumber Daya
Pengelolaan sumber daya mencakup perencanaan, pemonitoran, dan pengontrolan sistem pendukung sumber daya dan pelayanan.
3)      Pengelolaan Sistem Penyampaian
Pengelolaan sistem penyampaian mencakup perencanaan, pemonitoran, dan pengontrolan “cara yang digunakan dalam pengaturan penyampaian media pembelajaran yang merupakan penggabungna media dan metode penggunaan yang dipakai untuk menyajikan informasi pembelajaran kepada pebelajar” (Ellington dan Harris, 1986, hal 47)
4)      Pengelolaan Informasi
Pengelolaan informasi mencakup perencanaan, pemonitoran, pengontrolan, penyimpanan, pengalihan, atau pengolahan informasi untuk menyediakan sumber belajar.

5.      Kawasan Pengevaluasi
Pengevaluasian dalam arti yang luas berarti kegiatan yang lazim dilakukan oleh manusia. Tahun 1965 muncul bacaan tentang Undang-undang Pendidikan Dasar dan Menengah yang mengamanatkan agar dilakukan penilaian kebutuhan dan evaluasi tentang jenis suatu program.
The joint Commite on Standard for Education Evaluation (1981) memberikan definisi untuk masing-masing jenis evaluasi tersebut sebagai berikut:
·         Evaluasi program
Evaluasi yang menilai kegiatan pendidikan yang memberikan pelayanan berkelanjutan dan sering melibatkan penawaran kurikulum.
·         Evaluasi Proyek
Evaluasi yang menilai kegiatan yang dibiayai untuk jangka waktu tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu.
·         Evaluasi Materi
Evaluasi yang menilai manfaat atau nilai barang yang memuat materi pembelajaran.

            Kawasan Pengevaluasi terdiri atas:
1)      Analisis Masalah
Analisis masalah mencakup penentuan sifat dan parameter masalah melalui pengumpulan informasi dan pembuatan keputusan.
2)      Pengukuran Beracuan Patokan
Pengukuran beracuan patokan mencakup teknik-teknik untuk menentukan penguasaan pebelajar tentang materi yang telah ditetapkan sebelumnya.
3)      Evaluasi Formatif dan Sumatif
Evaluasi formatif mencakup pengumpulan informasi secukupnya dan penggunaan informasi itu sebagai dasar untuk pengembangan selanjutnya. Evaluasi Sumatif mencakup pengumpulan informasi secukupnya dan penggunaan informasi tersebut untuk membuat keputusan tentang penggunaan.

Perbedaan antara keduanya pertama kali dibuat oleh Scriven (1967); Walaupun Canbre telah melakukan kegiatan serupa pada akhir 1920-an dan 1930-an dalam pembuatan pembelajaran melalui film dan radio (Cambre, dikutip dalam Flagg,1990)
            Menurut Michel Scriven (1967):
            Evaluasi formatif dilakukan sewaktu mengembangkan atau memperbaiki program atau produk (atau orang, dsb). Evaluasi jenis ini merupakan evaluasi yang dilakukan untuk staff yang terlibat didalam program dan biasanya dilakukan tetap dalam organisasi tetapi bisa dilakukan oleh penilai dari dalam dan dari luar atau oleh gabungan kedua-duanya. Perbedaan antara evaluasi formatif dan sumatid dapat disimpulkan dengan baik dalam sebuah kalimat dari Bob Stake “ apabila seseorang tukang masak mencicipi sup, itu adalah formatif, apabila tamu mencicipi sup , itu adalah simatif” (hal.56) .

                 Evaluasi sumatif dilaksanakan setelah selesai perlakuan dan untuk kebaikan orang luar atau pembuat keputusan (misalnya agen pemberi dana, atau pengguna di masa datang), meskipun dilaksanakan oleh penilai dari dalam maupun luar. Jangan dikacaukan dengan evaluasi hasil yang semata-mata merupakan evaluasi yang terfokus pada hasil ketimbang proses. Kalau evaluasi tentang hasil bisa berbentuk formatif ataupun sumatif (h.130)  .

Kecendrungan dan permasalahan . Penilaian kebutuhan dari jenis analisis awal-akhir yang lainnya lebih berioritas pada aspek perilaku melalui penekanan yang diberikan pada data pembuatan rincian isi menjadi bagian-bagian kecil.
Pada tahun 1993 artikel yang ditulis oleh Hellebrandt dan Russel menyatakan bahwa:
                 Evaluasi Konfirmatif tentang materi pembelajaran dan pebelajar menyempurnakan siklus langkah-langkah evaluasi agar dapat menjaga standar perfoma sistem pembelajaran. Selang beberapa waktu setelah evaluasi formatif dan sumatif, sebuah tim yang terdiri dari beberapa orang penilai yang tidak biasa menggunakan alat seperti daftar cek, interview, skala penilaian, dan tes untuk menjawab dua pertanyaan pokok yaitu  pertama , apakah materi masih memenuhi tuntutan tujuan semula, kedua, apakah pebelajar telah mendapatkan tingkatan penguasaan yang mereka inginkan?.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar